BBC memperkenalkan pelatihan baru tentang anti-Semitisme bagi stafnya, yang menyatakan bahwa orang yang “tidak berniat menyinggung warga Yahudi” sebaiknya tidak mengkritik “Zionis”.
Pelatihan yang diluncurkan minggu lalu ini, dan telah diakses oleh Middle East Eye (MEE), menjelaskan: “Anti-Semit sering menggunakan kata ‘Zionis’ (atau bahkan ‘Zio’) padahal yang sebenarnya mereka maksud adalah orang Yahudi, baik di Israel maupun di tempat lain.
Mereka yang mengaku ‘anti-Zionis, bukan anti-Semit’ harus menyadari bahwa banyak warga Yahudi menganggap diri mereka sebagai Zionis.”
Pelatihan itu menambahkan: “Jika maksud kritik hanya pada kebijakan pemerintah Israel dan tidak berniat menyinggung warga Yahudi, kritik sebaiknya diarahkan pada ‘pemerintah Israel’, bukan ‘Zionis’.”
Kursus ini disusun oleh BBC Academy bekerja sama dengan Jewish Staff Network, Antisemitism Policy Trust, dan Community Security Trust (CST). CST, yang memantau kejahatan kebencian anti-Semit dan bekerja sama dengan pemerintah serta kepolisian, sebelumnya menilai bahwa aksi pro-Palestina di London “mengganggu kedamaian dan hak dasar warga Yahudi” serta menyerukan agar aksi tersebut dihentikan.
Pelatihan BBC juga mengacu pada definisi anti-Semitisme yang kontroversial dari International Holocaust Remembrance Alliance (IHRA), yang diadopsi pemerintah Inggris namun dikhawatirkan oleh sejumlah ahli hukum dapat membatasi ruang debat.
Definisi ini menyatakan bahwa menyebut keberadaan negara Israel sebagai “upaya rasis” merupakan contoh potensi anti-Semitisme.
Kritikus menilai definisi ini mencampurkan anti-Zionisme dengan anti-Semitisme, atau mengkaitkan kritik terhadap kebijakan yang mendasari pembentukan Israel pada 1948 dan pengusiran ratusan ribu warga Palestina dari rumah mereka.
Menanggapi pertanyaan MEE, BBC merujuk pada pernyataan Direktur Jenderal yang baru saja mengundurkan diri, Tim Davie.
Dalam email kepada staf BBC pada 4 Desember, Davie menegaskan: “BBC untuk semua orang, dan setiap orang yang bekerja di sini harus merasa mereka diterima. Sebagai organisasi, kami bersatu menentang segala bentuk diskriminasi, prasangka, atau intoleransi.”
Davie menambahkan, “Sebagai respons, BBC Academy telah mengembangkan pelatihan anti-diskriminasi baru selama beberapa bulan terakhir. Modul e-learning tentang anti-Semitisme dan Islamofobia akan dilaksanakan oleh seluruh staf BBC.”
Modul anti-Semitisme tersedia mulai hari ini, sedangkan modul Islamofobia sedang finalisasi dan dijadwalkan diluncurkan Februari mendatang.
Davie mengundurkan diri bulan lalu setelah kontroversi terkait penyuntingan pidato Presiden AS Donald Trump pada 6 Januari 2021 untuk program Panorama BBC. Stasiun publik ini juga sempat terlibat dalam beberapa kontroversi terkait liputannya soal Israel dan Gaza.
Pada 2020, editor Timur Tengah BBC, Raffi Berg, menyatakan senang berada dalam “lingkaran kepercayaan” dengan agen Mossad saat menulis buku tentang badan intelijen Israel, dan menyebut operasi Mossad “luar biasa dan membuatnya bangga.”
Sebuah studi yang diterbitkan Juni lalu oleh Centre for Media Monitoring (CFMM) yang terkait Muslim Council of Britain menilai liputan BBC tentang perang Israel di Gaza “sistematis bias terhadap Palestina.”
Analisis lebih dari 35.000 konten menunjukkan, BBC meliput kematian warga Israel 33 kali lebih banyak dibanding warga Palestina, menggunakan istilah emosional empat kali lebih banyak untuk korban Israel, dan menerapkan kata “pembantaian” 18 kali lebih banyak pada korban Israel dibanding Palestina.
BBC sempat menarik sebuah dokumenter tentang anak-anak di Gaza berjudul Gaza: How to Survive a Warzone pada Februari setelah terungkap bahwa naratornya, Abdullah al-Yazuri, adalah anak seorang wakil menteri di pemerintah Gaza. Langkah ini mengikuti tekanan kelompok pro-Israel dan Kedutaan Besar Israel di London.
BBC kemudian kembali menuai kritik pada Juni setelah menunda penayangan film kedua tentang dokter di Gaza.
Pihak BBC menyatakan bahwa “menayangkan materi ini berisiko menimbulkan persepsi keberpihakan yang tidak sesuai dengan standar tinggi yang layak diharapkan publik.” Film ini akhirnya ditayangkan oleh Channel 4 dan beberapa media lain.

