Pelanggaran Israel terhadap kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza kembali terjadi.
Dua warga Palestina dilaporkan tewas akibat tembakan pasukan Israel, di tengah peringatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai ancaman serius malnutrisi akut yang diperkirakan akan melanda anak-anak dan perempuan di wilayah tersebut.
Sumber dari layanan ambulans dan gawat darurat menyebutkan, seorang warga Palestina tewas akibat tembakan tentara Israel di area penempatan pasukan Israel di kawasan Shuja’iyya, Gaza timur.
Sementara itu, sumber dari Rumah Sakit Al-Ma’madani mengonfirmasi adanya korban tewas kedua akibat tembakan serupa di wilayah timur Kota Gaza.
Koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa artileri Israel juga menggempur serta melepaskan tembakan intensif dari helikopter ke wilayah penempatan pasukan Israel di barat Kota Rafah.
Selain itu, serangan udara Israel dilaporkan menghantam area penempatan pasukan di sebelah timur Khan Younis dan Rafah, di selatan Jalur Gaza.
Meski pembahasan mengenai fase kedua gencatan senjata terus digaungkan, Israel dinilai masih enggan memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagaimana tercantum dalam perjanjian.
Pelanggaran tersebut mencakup kelanjutan serangan militer, pembatasan masuknya bantuan kemanusiaan, serta pengurangan jumlah truk yang membawa bantuan pangan, medis, dan kebutuhan tempat tinggal darurat.
Kesepakatan gencatan senjata tersebut secara formal mengakhiri perang yang digambarkan sebagai perang pemusnahan, yang dimulai Israel pada 7 Oktober 2023 dan berlangsung selama dua tahun.
Perang itu menewaskan sekitar 71.000 warga Palestina, melukai lebih dari 171.000 orang, serta menghancurkan sekitar 90 persen infrastruktur sipil di Gaza.
PBB memperkirakan biaya rekonstruksi wilayah tersebut mencapai sekitar 70 miliar dollar AS.
Peringatan kemanusiaan
Dalam perkembangan terkait, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, memperingatkan bahwa lebih dari 100.000 anak.
Sekitar 37.000 perempuan hamil dan menyusui di Gaza, berpotensi mengalami malnutrisi akut pada April 2026.
Ia menegaskan bahwa kemajuan dalam menekan ancaman kelaparan di Gaza masih sangat rapuh.
Pernyataan tersebut disampaikan menanggapi laporan Integrated Food Security Phase Classification (IPC), yang menyebutkan sedikitnya 1,6 juta penduduk Gaza menghadapi tingkat kerawanan pangan akut yang tinggi hingga pertengahan April mendatang.
Laporan itu juga memperingatkan bahwa kembalinya pertempuran berskala luas atau terhentinya bantuan kemanusiaan dapat mendorong seluruh wilayah Gaza ke ambang kelaparan massal.
Tedros menambahkan bahwa saat ini hanya sekitar separuh fasilitas kesehatan di Gaza yang masih beroperasi secara terbatas, di tengah kelangkaan parah pasokan dan peralatan medis.
Ia mendesak agar bantuan medis segera diizinkan masuk guna memperluas layanan penyelamatan nyawa bagi warga Gaza.

