Seorang pemuda Palestina tewas ditembak pasukan Israel di wilayah utara Hebron, Ahad (14/12).
Peristiwa itu di tengah rangkaian penyerbuan, penangkapan, serta penembakan yang terjadi di sejumlah wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa Otoritas Urusan Sipil telah mengonfirmasi gugurnya Mohammed Wael Al-Sharof (23), yang meninggal akibat luka tembak pasukan Israel di utara Kota Hebron.
Jenazah korban hingga kini masih ditahan oleh otoritas Israel.
Menurut keterangan resmi, Al-Sharof ditembak saat berada di pintu masuk utara Kota Hebron.
Kantor Berita Palestina, Wafa, mengutip sumber-sumber keamanan yang menyebutkan bahwa pasukan Israel yang berjaga di lokasi tersebut melepaskan tembakan ke arah korban dan mengenai kepalanya.
Sumber yang sama menyatakan bahwa korban dibiarkan tergeletak dan mengalami pendarahan hebat di lokasi kejadian, sementara tim medis dilarang memberikan pertolongan.
Pasukan Israel juga menutup seluruh akses utama menuju Kota Hebron serta menggerebek rumah keluarga korban di Desa Nuba, sebelah barat Hebron.
Penahanan dan perusakan
Masih di wilayah Hebron, pasukan Israel menahan sejumlah warga Palestina di pintu masuk Kamp Pengungsi Al-Arroub, utara kota itu.
Selain itu, mereka juga merusak sejumlah kendaraan warga di Kota Idhna, barat Hebron.
Sumber-sumber lokal mengatakan bahwa pasukan Israel yang ditempatkan di pintu masuk kamp pengungsi—yang ditutup sejak beberapa waktu terakhir—menahan sekelompok pemuda Palestina.
Mereka melakukan tindakan intimidasi dan kekerasan terhadap mereka, sebelum akhirnya melepaskan mereka.
Di Kota Idhna, pasukan Israel merusak ban sejumlah kendaraan yang terparkir di pintu masuk kota yang ditutup, memecahkan kaca kendaraan, serta menyebabkan kerusakan material lainnya.
Penyerbuan dan penangkapan
Di Desa Tamoun, selatan Kota Tubas, pasukan Israel menangkap seorang pemuda Palestina pada Ahad malam.
Direktur Klub Tahanan Palestina di Tubas, Kamal Bani Odeh, mengatakan bahwa pemuda bernama Bara’ Khudair Bani Odeh (26) ditangkap saat melintasi pos pemeriksaan dadakan di kawasan Al-Atouf, timur desa tersebut. Kendaraan pribadinya turut disita.
Sementara itu, di Desa Qabatiya, selatan Jenin, sumber-sumber lokal melaporkan bahwa pasukan Israel menyerbu wilayah tersebut dan menutup sejumlah ruas jalan bertepatan dengan jam kepulangan siswa dari sekolah.
Penutupan itu menyebabkan terganggunya pergerakan para pelajar dan warga.
Pasukan Israel juga menghambat arus lalu lintas di kawasan Khallat Al-Shuha, dekat Kota Jenin, selama berlangsungnya operasi militer di daerah tersebut.
Korban saat mencari nafkah
Di Kota Al-Ram, utara Yerusalem, seorang pemuda Palestina terluka akibat tembakan pasukan Israel saat mencoba melintasi tembok pemisah, Ahad.
Bulan Sabit Merah Palestina menyatakan bahwa korban mengalami luka tembak di bagian paha di kawasan Dahiat Al-Barid, Al-Ram.
Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Insiden semacam ini kerap terjadi hampir setiap hari di sekitar tembok pemisah yang mengelilingi Yerusalem dan sepanjang perbatasan antara Tepi Barat dan Israel.
Banyak warga Palestina, terutama para pekerja, nekat melintasi tembok tersebut demi mencari nafkah di wilayah Israel, yang selama ini menduduki tanah mereka.
Yerusalem dikelilingi tembok beton dan kawat berduri yang sebagian besar dibangun di atas tanah Tepi Barat.
Menurut organisasi HAM Israel, B’Tselem, tembok tersebut memiliki ketinggian lebih dari delapan meter dengan panjang sekitar 202 kilometer.
Selama dua tahun terakhir perang di Gaza, Israel melarang pekerja Palestina kembali ke tempat kerja mereka.
Kondisi ini memaksa sebagian dari mereka mengambil risiko besar dengan memanjat tembok pemisah demi mendapatkan pekerjaan.
Data Federasi Umum Serikat Pekerja Palestina mencatat, sejak dimulainya perang hingga 28 Oktober lalu, sedikitnya 44 pekerja Palestina tewas ditembak pasukan Israel.
Sementara lebih dari 32.000 lainnya ditangkap—baik di lokasi kerja maupun saat berusaha mencari pekerjaan.
Tepi Barat dalam beberapa waktu terakhir mengalami eskalasi kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Serangan pasukan Israel dan para pemukim terhadap warga Palestina, properti, serta sumber penghidupan mereka terus meningkat.
Sejak pecahnya perang di Gaza, eskalasi tersebut telah menyebabkan sedikitnya 1.094 warga Palestina tewas, hampir 11.000 orang luka-luka, serta lebih dari 21.000 lainnya ditangkap, menurut data resmi Palestina.

